Mereka terus terbang hingga berhenti di satu atap rumah warga. Hantu Mangun pelan-pelan menurunkan Zaki. Setelah mendarat di tanah, hantu itu menunjuk pintu.
“Gedor!”
Zaki ketakutan.
“Gedor pintu itu!” teriak Hantu Mangun.
Zaki akhirnya menurut. Digedornya pintu rumah berdinding batu bata belum berplaster itu hingga 3 kali. Begitu mendengar suara sahutan orang dari dalam rumah, Hantu Mangun kembali mencekam tangan Zaki, lalu kembali dibawa terbang.
Dari atas ia bisa melihat betapa kebingungannya sang pemilik rumah, yang tak lain Pak Udin itu. Pelongok pelongok tetapi tak menemukan siapa yang mengetuk pintu di larut malam begini.
Esoknya, dapat kabar bahwa Rianto, ponakan Pak Udin, meninggal setelah kecelakaan tunggal di jalan lintas.
Zaki menangis. Wandi menatapnya prihatin di ruang yang sama itu.
“Sudahlah… Ini sudah nasib kita.”